Home » » Bertahan Dalam Badai .......... .......

Bertahan Dalam Badai .......... .......


Ketika goncangan dan badai melanda dakwah kita, setiap kader hendaklah meyakini bahwa sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menghendaki apapun bagi hamba Nya kecuali kebaikan semata. Sebagaimana firmanNya “….dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama (kebohongan) yang mereka ada-adakan (Q.S Al-An’am :112).
Goncangan dan badai pada hakekatnya membuat kader semakin kuat dan matang, bersegera kembali kepada Allah.
Ada beberapa sikap kader ketika bertahan dari satu badai kebadai berikutnya:
  1. Bersabar dan bertakwa serta berbuat baiklah
Firman Allah: “Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya, jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh Allah maha meliputi apa yang mereka kerjakan.( Q.S Ali Imran:120).
Tetap bersabar dan berbuat baiklah. Coba renungkan, mengapa tindakan kita harus dipengaruhi orang lain? Mengapa untuk berbuat saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati, jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, meskipun menerima hal yang tidak baik.
Pemenang kehidupan adalah : “ orang yang tetap sejuk ditempat yang panas, yang tetap manis ditempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, dan tetap tenang ditengah badai yang paling hebat.”
  1. Keihlasan dalam menanggung kelelahan
Rasulullah SAW bersabda:
“ Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, marabahaya dan juga kesusahan hingga duri menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut ( HR. Bukhari Muslim).
Bahkan Malik bin Dinar berkata:
“ Jika hati benar-benar mencintai Allah, maka ia akan ikhlas menanggung keletihan ibadah”.
Seorang kader yang sudah terbina dan terlatih keimanannya sangat kental dan memahami makna slogan abadinya “ Allah Tujuan Kami” sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am: 162: “ sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.”
Imam Asy Syahid mengatakan “ yang saya maksud dengan ikhlas adalah seorang al-akh hendaklah mengorientasikan perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya kepada Allah SWT mengharap keridhaan Nya dan memperoleh pahala Nya, tanpa memperhatikan keuntungan materi, prestise, pangkat, gelar, kemajuan, atau kemunduran.
  1. Menjaga hati terkait dengan ukhuwah dan ketsiqohan.
Ukhuwah itu karunia Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hambanya yang ikhlas, bersih dan bertakwa.
Allah SWT berfirman : ” Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongannya dan dengan orang-orang mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan)yang berada dibumi , niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka. Akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka, sesungguhnya, Dia maha perkasa lagi Maha bijaksana (QS. Al-Anfal: 62-63).
Ukhuwah adalah kekuatan iman yang menumbuhkan perasaan simpati, emosi yang tulus, kecintaan, kasih sayang, penghormatan dan saling percaya antar orang-orang yang terikat dengan akidah tauhid dan manhaj islam yang abadi.
Sedangkan ketsiqohan diperlukan bagi setiap kader karena tsiqah adalah rasa puasnya seorang prajurit atas komandannya dalam hal kemampuan dan keikhlasan, dengan kepuasan mendalam yang dapat menumbuhkan rasa cinta, penghargaan, penghormatan dan ketaatan.
Kepemimpinan dalam dakwah kita memiliki hak sebagaimana orang tua dalam hubungan batin, seorang guru dalam fungsi pengajaran ilmu, seorang syaikh dalam pendidikan rohani dan pemimpin dalam menentukan kebijakan politik secara umum bagi dakwah. Dakwah kita menghimpun nilai-nilai tersebut secara keseluruhan.
2.  Tawakkal
Setiap kader hendaklah bertawakkal atau menyandarkan hatinya hanya kepada Allah semata baik perkara dunia maupun akhirat.
Firman Allah dalam QS. Al-Imran : 160 ;
“ Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu ( tidak memberi pertolongan ), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu ? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”.
Bahkan Ibnu Qayyim berkata ; “ Siapa yang bersandar pada akalnya maka dia akan sesat / menyimpang, siapa yang bersandar pada dirinya akan hina dan bersandar pada harta maka ia tidak merasa cukup”.
Bagi kader dakwah slogan : “ Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir ”, selalu ada dalam sanubari yang terdalam sebagai sumber kekuatan dan pengharapan hanya kepada Allah semata.
3.  Memperbanyak Do’a
Do’a adalah penghubung ikatan batin kader dakwah kepada Allah, merendahkan diri dan selalu berharap akan datangnya pertolongan Allah serta meneguhkan hati untuk tetap istiqamah.
Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat : 147 ;
“ Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah do’a,  Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami yang berlebihan ( dalam ) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir ”.
Sebagai penutup tulisan ini ada kata-kata bijak.
-          Dalam bahagia Allah menyisipkan duka agar kita tahu bahwa ada hikmah di balik sekaan air mata.
-          Dalam harap Allah menyelipkan resah agar kita sadar untuk mengiringi do’a dengan segenap pasrah.
-          Dalam juang pun Allah meletakkan resah agar kita ingat berapa mahalnya harga Istiqamah.
Sumber :
1. Al-Qur’an dan Hadits.
2. Syarah Risalah Ta’lim.

Oleh : Farida Susantina,SP.
20 Rajab 1434 H



0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS